Jumat, 05 Desember 2014

Puisi pembentuk karakter kebangsaan pemuda Indonesia..

Puisi pembentuk karakter kebangsaan pemuda Indonesia...by. KeithHernandez

INVASI

Para masa depanku hanyut
negeriku terlarut
harapanku menganga terpukau
bangsaku galau

Ekspresi naluri abaikan nurani
Hilang nutrisi pekerti
Menodai citra suci
Memaksa lupa warna bendera sendiri

Anak wayang merintih
teater global membuatnya tertatih
alunan macapat bergetar lirih
tenggelam dalam trend senandung masa kini yang tak pernah letih

Nasionalisme berkarat imunitas lemah tak kuat
pada dada penguasa pengkhianatan melekat
di hati rakyat kesadaran tersekat
lalu gemulai tari mana yang cantik terawat
apabila degradasi antusias memaksanya sekarat

Corak eksotisme batik membuka mata dunia
Pasca klaim tetangga
tanpa filtrasi, invasi budaya asing mengalir di tiap hati
angkuhnya tawarkan gengsi
bersekutu lalu menginjak mati

Berkepribadian Indonesia biasakan
Pada dunia kehebatan Indonesia perlihatkan
Ketergantungan sembuhkan dengan kemandirian
ketertinggalan kejar dengan Pendidikan
Identitas budaya kita pegang teguh
singsingkan lengan baju berhenti mengeluh

Jangan pernah merasa pelopor pemersatu
jika kata tak selaras dengan laku
apabila darah yang merah masih biru

dan tunas muda tak boleh layu... Batang Jawa Tengah 11 Maret 2014

CITA-CITA (Labil)

waktu aku kecil
aku punya cita-cita jadi dokter
tapi ketika kakek mati
karena ditolak rumah sakit
aku tak terima dan ingin jadi penegak hukum' tapi saat nenek dipersalahkan tanpa keadilan
hanya karena perkara yang dibesar-besarkan
atas nama efek jera
aku tak ragu memupuk tekad menjadi pendekar hak azasi.., namun ternyata aku takut, takut mati diracun arsenik lalu kasusku dilupakan hingga dikadaluarsakan tertutup masalah baru yang dimediakan...

Setelah aku kenal dunia
dewasa hanya secara usia
aku tak memilih apapun kecuali menjadi penjilat..uang mudah didapat
dunia memandang aku hebat..

Harapan Palsu

Saudaraku' masihkah kau lapar?
Malam ini aku sudah makan cara eropa
yang cara duduknyapun harus diatur...

Saudaraku' sudahkah kau berganti baju lusuh sisa kampanye 5 tahun lalu..
Baru saja aku beli baju baru dengan merk'
yang pasti engkau mengejanya tak mampu...

Saudaraku' masihkah kau rutin memberi harapan palsu terhadap anak-anakmu..
Tepat satu minggu lalu, anakku yang kedua kubelikan mobil stir kiri, bahkan anakku yang pertama akan menikah dan souvenirnya berupa i-pod,.
Ya' ya aku mengerti, pasti alam imajinasimu tak sanggup menterjemahkan apa itu...

Saudaraku' masihkah kau perkasa dicumbu derita...entah mengapa malam ini aku ingat engkau saudaraku
pada saat gairahku membara terhadap gadis remaja...

Batang, 18 Maret 2014